Presiden AS Joe Biden pada hari Kamis berduka atas 1 juta nyawa orang Amerika yang hilang akibat pandemi, dengan mengatakan masing-masing orang yang meninggal mewakili "kehilangan yang tak tergantikan", meninggalkan keluarga, komunitas, dan bangsa yang "berubah selamanya".
Biden menandai tonggak sejarah yang suram dalam sambutannya saat membuka KTT Global Covid kedua, pertemuan virtual para pemimpin dunia, organisasi non-pemerintah, dan perusahaan sektor swasta yang diselenggarakan oleh Gedung Putih.
“Satu juta kursi kosong mengelilingi meja makan keluarga.Setiap kerugian yang tak tergantikan, tak tergantikan, ”kata Biden dalam pidato yang direkam dari Gedung Putih.“Setiap meninggalkan keluarga, komunitas, selamanya berubah karena pandemi ini.Hati saya untuk semua orang yang sedang berjuang.”
“Sebagai bangsa, kita tidak boleh mati rasa dengan kesedihan seperti itu.Untuk menyembuhkan, kita harus ingat.Kita harus tetap waspada terhadap pandemi ini dan melakukan segala yang kita bisa untuk menyelamatkan sebanyak mungkin nyawa, seperti yang kita miliki dengan lebih banyak pengujian, vaksin, dan perawatan daripada sebelumnya, ”katanya.
Biden memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang di Gedung Putih dan semua bangunan umum, pekarangan, pos militer, dan kapal angkatan laut hingga matahari terbenam pada 16 Mei untuk menghormati mereka yang tewas.
“Pandemi ini belum berakhir,” kata presiden.Dia mengatakan bahwa penanganan COVID-19 “harus tetap menjadi prioritas internasional”.
“KTT ini adalah kesempatan untuk memperbarui upaya kami untuk menjaga agar pandemi ini terkendali dan mencegah krisis kesehatan di masa depan,” kata Biden.
Secara terpisah, dan menjelang KTT, Biden mendesak Kongres untuk mengirimkan dana yang dibutuhkan untuk fase pandemi berikutnya, termasuk untuk pengujian, vaksin, dan terapi.Kurangnya dana adalah cerminan AS dari tekad yang goyah yang membahayakan respons global terhadap pandemi, katanya dalam sebuah pernyataan.
Biden telah meminta tambahan $22,5 miliar.Anggota parlemen AS telah mencapai kesepakatan $ 10 miliar, tetapi tahap pendanaan tambahan telah tertunda karena berbagai masalah.
Selain 1 juta orang Amerika, virus corona telah membunuh setidaknya 6,2 juta orang secara global sejak muncul pada akhir 2019, menurut angka yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins.
Jumlah pasti dari pandemi ini mungkin tidak akan pernah diketahui.Beberapa orang yang meninggal saat terinfeksi tidak pernah diuji dan tidak terwakili dalam data.Yang lain, saat menderita COVID-19, mungkin telah meninggal karena alasan lain seperti kanker, tetapi masih dihitung sebagai kematian COVID.
Lebih banyak orang meninggal dalam dua tahun pandemi COVID-19 di AS daripada dalam 40 tahun epidemi HIV/AIDS.
Jumlah tersebut mengerdilkan perkiraan 675.000 kematian selama wabah Flu Spanyol 1918-19 .1 juta juga lebih dari jumlah kematian Amerika dari Perang Dunia I, Perang Dunia II, Perang Korea dan Perang Vietnam digabungkan.
Virus corona menempati urutan di belakang hanya penyakit jantung dan kanker sebagai penyebab kematian utama Amerika selama dua tahun terakhir.Sebagai perbandingan, musim flu 2017-18, salah satu yang paling mematikan dalam beberapa dekade terakhir, merenggut sekitar 52.000 nyawa.
Jajak pendapat Gallup baru-baru ini menunjukkan kekhawatiran publik tentang virus telah menurun sejak gelombang Omicron.Pada bulan Maret, 63 persen responden mengatakan situasi COVID-19 membaik, melonjak dari 20 persen pada Januari, dengan kekhawatiran tertinggi tentang varian baru dan orang yang tidak divaksinasi.
Kontak Person: Mr. Max
Tel: 15606605657
